27 Januari 2025 6:24 am

Kajian Subuh Bahagia: Memaknai Isra Mi'raj dan Sejarah Gerakan Sholat Bersama Drs. HM. Muslim Syaifuddin

Kajian Subuh Bahagia: Memaknai Isra Mi'raj dan Sejarah Gerakan Sholat Bersama Drs. HM. Muslim Syaifuddin
Pada momen penuh berkah di bulan Rajab ini, Pondok Pesantren Miftahul Huda melaksanakan Kajian Subuh Bahagia bersama Drs. HM. Muslim Syaifuddin, pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda, Siwatu. Kajian ini mengangkat tema yang sangat menarik, yaitu “Perjalanan Isra Mi’raj dan Sejarah Gerakan Sholat”, sebagai refleksi dan motivasi bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah sholat.

Isra Mi’raj: Perjalanan Agung Nabi Muhammad SAW

Dalam kajian tersebut, Drs. HM. Muslim Syaifuddin menguraikan secara mendalam peristiwa Isra Mi'raj, yaitu perjalanan luar biasa Nabi Muhammad SAW atas kehendak Allah SWT. Isra adalah perjalanan malam Nabi dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, sementara Mi'raj adalah perjalanan spiritual Nabi dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha di langit ketujuh.

Dalam perjalanan ini, Rasulullah SAW menerima perintah langsung dari Allah SWT berupa kewajiban sholat. Awalnya, sholat diwajibkan sebanyak 50 waktu dalam sehari. Namun, berkat permohonan Nabi Muhammad SAW atas pertimbangan umatnya yang tidak mampu, Allah SWT mengurangi jumlah tersebut hingga menjadi lima waktu sehari semalam, yang tetap memiliki pahala setara dengan 50 waktu.

Drs. HM. Muslim Syaifuddin menekankan bahwa peristiwa ini mengajarkan betapa pentingnya sholat sebagai bentuk komunikasi langsung antara hamba dengan Tuhannya. Isra Mi’raj juga menjadi bukti kekuasaan Allah SWT dan kemuliaan Rasulullah SAW sebagai pembawa risalah terakhir.

Sejarah Gerakan Sholat

Selain membahas peristiwa Isra Mi’raj, narasumber juga menjelaskan secara rinci tentang sejarah dan makna gerakan sholat. Setiap gerakan dalam sholat memiliki filosofi dan makna mendalam:
  1. Takbiratul Ihram: Menyatakan kebesaran Allah dan meninggalkan segala urusan duniawi untuk fokus kepada-Nya.
  2. Rukuk: Melambangkan kepatuhan dan kerendahan hati seorang hamba di hadapan Tuhannya.
  3. Sujud: Gerakan puncak ketundukan, yang menunjukkan penghambaan total kepada Allah SWT.
  4. Duduk di antara dua sujud: Mengajarkan keseimbangan antara harapan dan doa kepada Allah.
  5. Tasyahud: Merupakan bentuk kesaksian akan keesaan Allah dan kenabian Rasulullah SAW.
Drs. HM. Muslim Syaifuddin menjelaskan bahwa gerakan sholat ini bukan hanya rutinitas fisik, melainkan sarana untuk mendisiplinkan hati, pikiran, dan tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari.

Pesan Moral dari Kajian

Kajian ini memberikan wawasan baru dan motivasi kepada para jamaah untuk memahami sholat sebagai salah satu rukun Islam yang utama. Sholat adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan, dan setiap gerakannya memiliki nilai ibadah serta makna spiritual yang mendalam.Drs. HM. Muslim Syaifuddin juga menutup kajiannya dengan mengajak jamaah untuk menjadikan sholat sebagai pondasi utama dalam kehidupan, sekaligus sebagai pengingat bahwa perjalanan Isra Mi'raj adalah simbol kebesaran Allah SWT dan pengorbanan Nabi Muhammad SAW demi umatnya.

Kesimpulan

Kajian Subuh Bahagia ini menjadi momen yang sangat berarti bagi jamaah. Dengan penjelasan yang mendalam dan menyentuh hati, Drs. HM. Muslim Syaifuddin mengajak semua jamaah untuk semakin memahami makna sholat, menjadikan sholat sebagai kebutuhan, dan memperbaiki kualitas ibadah demi mencapai keridhaan Allah SWT.Semoga kajian ini memberikan manfaat dan menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus menjaga sholat sebagai wujud ketaatan dan cinta kepada Allah SWT. “Dirikanlah sholat untuk mengingat-Ku.” (QS. Thaha: 14)
Blog Post Lainnya
Menemukan Guru Sejati: Cahaya Penuntun Menuju Jalan AllahDalam perjalanan menuju Allah, seorang salik membutuhkan bimbingan seorang guru sejati yang mampu mengarahkan langkahnya dengan benar. Guru ini tidak hanya menjadi sumber ilmu, tetapi juga penuntun akhlak dan jiwa, membawa muridnya mendekat kepada Allah melalui jalan yang telah ditempuh Rasulullah SAW. Namun, tidak semua orang yang memiliki ilmu dapat menjadi sosok guru sejati. Ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi untuk menjadikan seorang guru sebagai wakil Rasulullah SAW. . Kriteria Guru Sejati . 1. Bebas dari Cinta Dunia dan Kehormatan . Seorang guru sejati adalah mereka yang hatinya tidak terikat pada dunia dan kemuliaan semu. . 2. Memiliki Sanad Ilmu yang Tersambung ke Rasulullah SAW. . Guru ini harus mengikuti jejak guru-gurunya, yang ilmunya memiliki sanad hingga Rasulullah SAW. . 3. Selalu Memperbaiki Diri . Mereka senantiasa memperbaiki diri dengan mengurangi makan, bicara, tidur, serta memperbanyak salat, sedekah, dan puasa. . 4. Membimbing dengan Akhlak
Social Media
Alamat
+6282113114303
(0286)325327
miftahulhudaponpes8@gmail.com
jl.Larangan Kulon, Siwatu, RT.05/RW.05, Siwatu, Bumiroso, Kec. Watumalang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56352
Logo Program
-
-
-
@2025 pondok siwatu Inc.