17 Januari 2025 1:03 pm

Menemukan Guru Sejati: Cahaya Penuntun Menuju Jalan Allah

Dalam perjalanan menuju Allah, seorang salik membutuhkan bimbingan seorang guru sejati yang mampu mengarahkan langkahnya dengan benar. Guru ini tidak hanya menjadi sumber ilmu, tetapi juga penuntun akhlak dan jiwa, membawa muridnya mendekat kepada Allah melalui jalan yang telah ditempuh Rasulullah SAW. Namun, tidak semua orang yang memiliki ilmu dapat menjadi sosok guru sejati. Ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi untuk menjadikan seorang guru sebagai wakil Rasulullah SAW.

Kriteria Guru Sejati
1. Bebas dari Cinta Dunia dan Kehormatan
Seorang guru sejati adalah mereka yang hatinya tidak terikat pada dunia dan kemuliaan semu.
2. Memiliki Sanad Ilmu yang Tersambung ke Rasulullah SAW.
Guru ini harus mengikuti jejak guru-gurunya, yang ilmunya memiliki sanad hingga Rasulullah SAW.
3. Selalu Memperbaiki Diri
Mereka senantiasa memperbaiki diri dengan mengurangi makan, bicara, tidur, serta memperbanyak salat, sedekah, dan puasa.
4. Membimbing dengan Akhlak Mulia
Guru sejati menanamkan akhlak mulia seperti sabar, syukur, tawakal, yakin, dermawan, menerima takdir, ketenangan, kasih sayang, tawadhu’, kejujuran, rasa malu, kesetiaan, kewibawaan, dan kehati-hatian.
Menemukan guru yang memiliki semua kriteria ini adalah sebuah anugerah besar. Guru seperti ini ibarat cahaya dari cahaya-cahaya Rasulullah SAW., yang menerangi jalan menuju Allah.
Dalam perjalanan spiritual, memiliki seorang guru sejati bukan hanya penting, tetapi juga esensial. Meskipun sulit untuk menemukan sosok yang memenuhi semua kriteria ini, doa dan usaha yang tulus dapat menjadi kunci. Ingatlah, perjalanan ini bukan tentang kecepatan, tetapi tentang ketepatan langkah menuju ridha-Nya. Jangan pernah berhenti mencari dan memohon kepada Allah agar dipertemukan dengan sosok guru sejati yang mampu menjadi penuntun cahaya di tengah gelapnya perjalanan hidup.
( Gus Muhammad Yusuf Syihab. 15, Januari 2025 Markas Braja Musti )

Blog Post Lainnya
MARKAS BRAJAMUSTI : Ngaji Kitab Ayyuhal WaladTANGGAPAN SYAIKH SYAQIQ AL BALKHI PADA DELAPAN PRINSIP HATIM. . بسم الله الرحمن الرحيم. الفائدة الخامسة اني رأيت الناس يذم بعضهم بعضا ويغتاب بعضهم بعضا فوجدت ذلك من الحسد في المال والجاه والعلم. فتأملت في قوله تعالى : نحن قسمنا بينهم معيشتهم في الحياة الدنيا. Faidah kelima: "Aku menyaksikan orang saling mencela dan menghina satu sama lain. Kemudian saya mengira itu karena kebencian terhadap harta, jabatan, dan ilmu. Alih-alih mencari jawaban, saya berpikir tentang firman Allah yang mengatakan, "Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia.". فعلمت ان القسمة كانت من الله تعالى في الازل. فما حسدت احدا بقسمة الله تعالى. . Akibatnya, aku menyadari bahwa pembagian (penghidupan) itu berasal dari Allah pada zaman azali, jadi aku tidak dengki dengan pembagian Allah. الفائدة السادسة اني رايت الناس يعادي بعضهم بعضا لغرض وسباب. فتأملت قوله تعالى: ان الشيطان لكم عدو فاتخذوه عدوا. فعلمت انه لاتجوز عداوة احد غير الشيطان. . Faidah keenam: "Aku telah melihat sebagian
Social Media
Alamat
+6282113114303
(0286)325327
miftahulhudaponpes8@gmail.com
jl.Larangan Kulon, Siwatu, RT.05/RW.05, Siwatu, Bumiroso, Kec. Watumalang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56352
Logo Program
-
-
-
@2025 pondok siwatu Inc.